Thursday, January 29, 2009

Story about my Shantung yellow Beetle





VW beetle kuning yang satu ini mempunyai nilai historis yang tinggi di keluarga kami. Susah, senang, maupun duka kami lewati bersama, mulai dari jaman opa saya pada waktu itu, hingga saat ini masih tetap ada di garasi rumah kami, dan tentunya dengan kondisi yang masih baik dan terawat. Mobil ini pertama kali menjadi milik keluarga kami pada pertengahan tahun 1974, pemilik mobil ini sebelumnya adalah sahabat papa saya yang ada di Surabaya. Pada tahun itu papa dan opa saya masih berdomisili di Madiun, kota kelahiran ayah saya, dan tentunya saya masih belum lahir pada waktu itu. VW kuning ini ditebus dengan harga dua juta rupiah, harga yang cukup tinggi untuk sebuah beetle pada saat itu, namun harga yang ditebus sebanding dengan kondisi mobil ini.

Tahun demi tahun VW ini ada pada keluarga kami, hingga pada akhir 70’an papa saya pindah ke Surabaya untuk bekerja di salah satu perusahaan swasta, dan VW kuning ini juga ikut hijrah ke Surabaya pada waktu itu. VW ini banyak melewati suatu momen penting dan tak terlupkan bagi keluaga kami, baik masa-masa papa dan mama saya pada waktu itu. Hingga pada saat papa dan mama menikah pada tahun 1983, dan kelahiran saya pada tahun 1985. VW kuning ini adalah mobil pertama yang pernah saya naiki semenjak saya lahir.

Pada akhir tahun 1992, tepatnya pada tanggal 9 Desember, ada suatu musibah menimpa papa saya, papa saya mengalami suatu kecelakaan kerja, sehingga membutuhkan suatu biaya yang besar untuk pengobatan, apalagi proses pengobatan dan penyembuhan papa sampai ke luar negri pada saat itu. Banyak barang dan aset yang dijual pada saat itu, ini adalah suatu cobaan berat bagi keluarga kami. Termasuk VW kuning ini dijual dengan harga 19 juta pada tahun 1993 kepada salah seorang yang bekerja di pabrik rokok swasta terkenal, walaupun menjadi milik orang lain, tetapi untuk perawatan tetap rutin menjadi pegangan papa saya, sehingga kondisi VW ini masih terawat dengan baik. 2 tahun kemudian karena suatu penyebab yang tidak jelas, VW ini sudah berpindah tangan ke lain orang. Ternyata pemilik VW ini yang baru adalah tetangga depan kami di Pandegiling, VW ini mejadi kendaraan sehari-hari nya, dan terkesan kurang terawat. Saya cukup sedih dengan cara dia memakai VW itu, walaupun VW itu bukan milik kami.

Sampai pada suatu tanggal di awal tahun 1999, ketika papa membaca suatu iklan di koran dan melihat ada VW yang dijual. Ketika diperhatikan tahun, warna, dan spek2 lainnya mirip sekali dengan VW kuning yang pernah kami mliki dulu. Papa tidak langsung meresponi iklan tersebut saat itu, keesokan harinya pada hari Minggu pagi sebelum kami pergi ke gereja, pada saat berada di garasi mobil untuk mempersiapkan mobil, ternyata tetangga kami yang juga pemilik VW kuning ini menghampiri kami dan memberi kabar bahwa VW kuning ini mau dijual, berarti ikaln di koran itu memang benar bahwa mobil itu adalah VW kami yang dulu. Tanpa berpikir panjang kami langsung menyepakati harga yang dimintanya pada saat itu. Kondisinya memang tidak begitu terawat ketika kami ambil, tapi kondisi keseluruhan mobil masih utuh, tidak ada bekas tabrakan, dan keropos yang parah.

Kami langsung melakukan restorasi pada VW ini, pengecatan ulang, overhaul engine, dll. Kami membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk menyelesaikan proses restorasi VW ini ditengah kesibukan kami sehari-hari. Proses restorasi dan improvisasi tetap kami lakukan pada VW tersebut hingga saat ini. Sejak peristiwa ini, kami terus belajar dan berburu segala sesuatu tentang VW, dan kami terus mencari dan berusaha melestarikan dan menyelamatkan VW yang masih ada, selama kami masih mampu.

No comments:

Post a Comment